HARM REDUCTION
Pengertian Harm Reduction
Pengguna Napza terjadi di seluruh dunia dan infeksi HIV pada kalangan pengguna napza suntik (Penasun) telah teridentifikasi pada lebih dari 144 negara. Penyebaran Pesat HIV pada kalangan Penasun pada tahun 80-an memberikan momentum bagi pengurangan dampak buruk (harm reduction) untuk dikenal sebagai cara yang mendasar untuk menghentikan penyebaran HIV. Harm reduction adalah suatu upaya pengurangan dampak buruk terhadap pengguna Napza dan masyarakat luas. Harm reduction menyadari realita dari pengguna Napza bahwa beberapa pengguna Napza sulit untuk menghentikan penggunaannya meskipun resiko akan HIV/AIDS dan virus lain yang ditularkan lewat darah. Suatu Negara hendaknya mengadopsi berbagai program inovatif untuk menanggulangi persoalan HIV dan penggunaan Napza Penelitian menunjukan bahwa harm reduction adalah satu – satunya pendekatan yang sejauh ini dikembangkan untuk mengatasi persoalan penggunaan Napza dan HIV/AIDS.
Kebijakan, strategi dan kegiatan harm reduction yang ditujukan untuk mengurangi konsekuensi negatif adalah sebagai berikut :
- Ongkos sosial dan ekonomi dari penyebaran penggunaan Napza dalam suatu komunitas sebagai konsekuensi yang tak terpisahkan;
- Biaya pengobatan seseorang yang terinfeksi HIV
- Biaya resmi yang berkaitan dengan system peradilandan penahanan pengguna Napza;
- Kriminalisasi pengguna Napzamengakibatkan kekhawatiran akan timbulnya penganiayaan, pemerkosaan hak asasi manusia, semakin kentalnya marjinalisasi dan penolakan akan perawatan kesehatan primer serta layanan sosial.
Prinsip - Prinsip Harm Reduction
Prinsip pertama :
Tujuan pragmatis jangka pendek
Harm reduction menempatkan penekanan pada tujuan pragmatis jangka pendek di atas tujuan idealis jangka panjang. Upaya untuk mencegah penularan pesat HIV perlu untuk dimulai secepat mungkin. Potensi ledakan penyebaran virus HIVharus dicegah terlebih dahulu, bila tidak, tujuan jangka panjang berupa abstinensia dan rehabilitasi tidak akan banyak berarti.Tindakan pencegahan yang terbaik dimulai sebelum prevalensi HIV pada kalangan penasun lebih besar dari 5% untuk mencegah peningkatan HIV yang tajam.
Prinsip Kedua :
Hirarki Resiko
Adalah berguna untuk menyusun suatu hirarki resiko untuk menghindarkan diri dari resiko terinfeksi HIV dari pengguna napza :
· Hentikan atau jangan pernah menggunakan napza
· Jika anda menggunakan napza gunakan dengan cara selain menyuntik
· Jika anda melanjutkan penggunaan napza suntik, jangan berbagi jarum, sendok, filter dengan pengguna napza lain/gunakan perlengkapan menyuntik yang baru setiap penggunaan jika anda menggunakan perlengkapan menyuntik baru setiap saat, anda tidak akan tertular virus seperti HIV (kecuali seseorang telah menggunakan perlengkapan suntik anda sebelumnya tanpa sepengetahuan anda);
· Jika anda terpaksa menggunakan kembali perlengkapan suntik (jarum atau perlengkapan lainnya), bersihkan jarum dengan metode yang benar. Memang masih ada beberapa resiko tertular HIV setelah membersihkan jarum, namun pembersihan jarum akan mengurangi resiko tersebut.
Prinsip Ketiga :
Strategi beragam
Harm reduction menggunakan strategi beragam. Seluruh pendekatan dan programyang berbeda harus dipertimbangkan sebagai pelengkap antara satu dengan yang lainnya, bertindak pada berbagai level dari mulai jalanan atau sekolah hingga pemerintah daerah dan pusat.Ledakan epidemi HIV pada kalangan penasun telah terjadi dalam berbagai kota sejak 20 tahun terakhir. Penelitian menunjukan bahwa berbagai intervensi ini adalah:
Program pemberian informasi kepada Penasun mengenai resiko;
· Penyusunan program pengobatan dan subsitusi napza;
· Program penjangkauan dan edukasi sebaya;
· Pembagian jarum suntik steril dan perlengkapan suntik;
· Penjualan perlengkapan suntik;
· Konseling sukarela dan test HIV pada kalangan Penasun;
· Akses pada perawatan kesehatan primer;
· Mengenyahkan hambatan bagi perilaku penyuntikan aman, hukum dan praktik-praktik kepolisian;
· Menyasarkan pada kelompok tertentu seperti narapidana, etnis minoritas dan perempuan.
Prinsip keempat :
Partisipasi dari pengguna Napza
Pengguna Napza bukanlah merupakan penerima layanan pasif, mereka harus dilihat sebagai pemain yang berperan penting dalam upaya pencegahan penyebaran HIV. Organisasi pengguna Napza, dimanapun mereka berada, dapat mewakili kepentingan mereka dan mendukung serta melaksanakan program pencegahan HIV serta program lain yang berkaitan dengan pengguna Napza.
Secara meningkat, pendekatan harm reduction telah diadopsi dan diadaptasikan pada kebutuhan dari berbagai Negara ataupun masyarakat. Harm reduction memberikan pendekatan alternatif dan kerangka kerja untukmengatasi persoalan penggunaan napza. Kontroversi sering membayangi pelaksanaan harm reduction, namun harm reduction memiliki sejarah yang panjang dalam membawa kemanfaatan bagi individu maupun masyarakat umum. Prinsip-prinsip dalam harm reduction adalah pragmatis, manusiawi, efektif dan menyeluruh.